Penentuan Kadar Antioksidan tertiary butyl Hydroquinone pada Minyak Goreng Curah dengan Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Abstract View: 87, PDF Download: 157

Authors

  • lisna gianti akademi farmasi ypf

DOI:

https://doi.org/10.32665/faskes.v1i2.1964

Keywords:

TBHQ, , KCKT, minyak kelapa sawit

Abstract

Latar belakang: TBHQ adalah antioksidan sintetis, yaitu digunakan untuk menstabilkan  makanan yang mengandung lemak dan minyak nabati. Pemakaian antioksidan sintetik masih diperbolehkan sepanjang pemakaiannya sesuai dengan dosis yang diperbolehkan. Jika digunakan melebihi dari batas maksimum penggunaan antioksidan sintetik memiliki efek toksik yaitu kerusakan hati dan kanker.Tujuan: penelitian ini adalah untuk menentukan kadar TBHQ pada minyak kelapa sawit. Metode: Teknik sampling yang digunakan secara acak di pasar sekitar bandung dengan 3 waktu pengambilan yang berbeda. Sampel yang di uji sebanyak 6 minyak goreng di toko yang berbeda. Selanjutnya untuk pengujian menggunkan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor UV pada panjang gelombang 280 nm. TBHQ diekstraksi dengan menggunakan etil asetat dan air suling. Kondisi KCKT yang digunakan yaitu fase diam kolom C-18, fase gerak methanol : asetonitril : asam asetat 1% (70: 10: 20) dan laju alir 1 menit/ml. Uji linieritas menghasilkan koefisien korelasi 0,996. Hasil : Hasil uji perolehan kembali berdasarkan metode penambahan standar sebesar 16-75%. Simpangan baku relatife pada uji presisi sebesar 17,36%. Batas deteksi dan batas kuantitasi sebesar 0,3465 ppm dan 1,155 ppm. Hasil uji dari 6 sampel minyak yang berasal dari pasar sekitar Bandung menghasilkan bahwa sampel ke 1, 2, 3 dan 6 tidak terdeteksi mengandung TBHQ sedangkan sampel 4 dan 5 terdeteksi mengandung TBHQ sebesar 1,168 ppm dan 0,36 ppm. Kesimpulan dan saran: minyak curah tersebut aman untuk dikonsumsi karena tidak melebih batas maksimum dan saran penelitian perlu pembaharuan metode.

References

Buana L., D Siahaan, dan S Adiputra. 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 215 hal.

David G, dan watson. 2009. Analisis Farmasi, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Gandjar dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun Tahun. 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Kemenkes RI;2012

Pahan Iyung. 2006, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Medan

Ramdhoni, A. Nawansih, O. Nuraini, F., 2009. Pengaruh Pasteurisasi Dan Lama Simpan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Mikrobiologis Dan Organoleptik Santan Kental

Rohman, abdul.2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta : Graha ilmu

Srinivasan, K. (2014). Antioxidant Potential of Spices and Their Active Constituents. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 54(3), 352–372.

Winarno F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.

Young, I. S. (2001). Antioxidants in health and disease. Journal of Clinical Pathology, 54(3), 176–186.

Downloads

Published

29.08.2023

How to Cite

lisna gianti. (2023). Penentuan Kadar Antioksidan tertiary butyl Hydroquinone pada Minyak Goreng Curah dengan Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. FASKES : Jurnal Farmasi, Kesehatan, Dan Sains, 1(2), 72–77. https://doi.org/10.32665/faskes.v1i2.1964
Abstract View: 87, PDF Download: 157