Ritual Wong-wongan Sebagai Upaya Masyarakat Bali dalam menghadapi Pandemi Covid-19 (Analisis Teori Simbol dalam Pendekatan Antropologi)
Abstract View: 1, PDF Download: 4Keywords:
Pandemic, Pandemicritual, wong-wongan, ward off misfortune, misfortunesymbolAbstract
Amidst the pandemic, the Indonesian government has issued some regulations to reduce the transmission of Covid-19. At the same time, there are rituals from various regions that are believed to be a method to ward off threats, calamities, or diseases. In this study, the author examines a ritual known as Wong-wongan, which is performed by the Balinese to deal with the pandemic. The researcher conducted a qualitative study, which is library research with books and other literature as the primary object. The result of this discussion is that it is called wong-wongan rice because this ritual provides offerings that are placed in the yard of the house's entry in a cooked form, specifically rice in the shape of wong-wongan (people). This offering also includes a variety of additional ingredients, including onions, ginger, salt, and prickly pandan leaves, which are some of the symbols of weapons used to ward off evil. Everything is arranged on the tip of a banana leaf sheet. With tools or materials, as well as other symbols that reflect certain characteristics in this ceremony, it provides an understanding in the Anthropological approach, specifically on the symbol theory provided by various anthropologists such as Raymond Firth, Geertz, and others. According to Geertz, the analysis of rituals, traditions, and ceremonies in any form carried out by the Balinese people, or those outsides of them, is not just a set of values whose place is outside of humans, but also a system of knowledge and a system of symbols that permits meaning to exist. A symbol can transform knowledge into value and value into knowledge.
References
Angel, Wayan Winda. “Tabuh Rah pada Ritual Yajna Masyarakat Bali di Desa Bali Balinuraga
Kecamatan Way Panji”. Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah. Vol. 7, No. 2, 2019.
Arpin. 2012. Ritual Tolak Bala Pasca Kematian suami atau istri ditinjau dalam hukum Islam:
Studi di Kecamatan Talaga Raya Kabupaten Buton Tengah. Skripsi tidak diterbitkan,
Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyah Fakultas Syariah IAIN Kendari.
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Deni Miharja, “Adat, Budaya dan Agama Lokal: Studi Gerakan Ajeg Bali Agama Hindu Jurnal
Studi Agama dan Pemikiran Islam Bali “, Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran
Islam”. Vol. 7 No. 1. 2013.
Devi, Intan Sari. “Studi Perbandingan Paradigma Fungsionalismestruktural VS Strukturalisme
Levi Strauss”. Jurnal Asketik, Vol. 2 No. 1, Juli 2018.
Dillistone. 2002. The Power of Symbols: Daya Kekuatan Simbol. Yogyakarata: Kanisius.
Faithan, Fallenia “Tradisi Upacara Tolak Bala Rebo Kasan: Sejarah, Makna dan fungsi”,
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Hasbullah, dkk. ”Ritual Tolak Bala pada Masyarakat Melayu: Kajian pada Masyarakat
Petalangan Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan”. Jurnal Ushuluddin.
Vol. 25 No.1, Januari-Juni 2017.
Hendro Eko Punto. “Simbol: Arti, Fungsi, dan Implikasi Metodologisnya, Endogami: Jurnal
Ilmiah Kajian Antropologi”. Vol. 3 No. 2, Juni 2020.
Miharja, Deni. “Adat, Budaya dan Agama Lokal: Studi Gerakan Ajeg Bali Agama Hindu
Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Bali “. Kalam: Jurnal Studi Agama dan
Pemikiran Islam. Vol. 7, No. 1, Juni 2013.
Mulyana, Asep. “Potret Karakter Manusia Indonesia dalam Dinamika Identitas Kebangsaan”.
Jurnal Pendidikan Sosial dan Ekonomi, p-ISSN:2252-9942.
Nurrohmah, Evi. “Makna Saparan Sebagai Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Dusun Sleker
Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”. Skripsi tidak diterbitkan
Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Sosiologi dan Antrpologi Fakultas Ilmu Sosial, 2016
Universitas Negri Semarang.
Nazir. Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).
Nurrohmah, Evi. 2016. “Makna Saparan Sebagai Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Dusun
Sleker Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang”. Skripsi tidak
diterbitkan Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Sosiologi dan Antrpologi Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negri Semarang.
Parthami, Putu Wisudantari. 2009. “Konstruksi Identitas Jender Laki-laki pada Pemuda Desa
Adat Tenganan Pegrisingan, Kabupaten Karangasem Bali”. Skripsi tidak diterbitkan
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Rosida, Feryani Umi. Pendekatan Antropologi dalam Studi Agama. Religió: Jurnal Studi
Agama-agama, Vol. 1, No.1, Maret 2011.
Soedarmadji, Thalia Miranda,“Perancang Perhiasan Terinsipirasi dari Bunga Kamobja Sebagai
Bunga Identita Agama indu di Pulau Bali”. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, Vol, 7 No.2, 2018.
Tantoro, Swis. “Nilai-Nilai Tradisional Tolak Bala Di Desa Betung Kecamatan Pangkalan
Kuras Kabupaten Pelalawan”, Jom Fisip, Vol. 4 No. 1 Februari 2017.
Wisudantari, Putu Parthami, “Konstruksi Identitas Jender Laki-laki pada Pemuda Desa Adat
Tenganan Pegrisingan, Kabupaten Karangasem Bali”, Skripsi tidak diterbitkan(Jakarta:
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009).
Yudiani, Ni Putu Dian dkk. “Tradisi Ngedeblag di Desa Pakraman kemenuh Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar: Kajian Teologi Hindu”. Jurnal Penelitian Agama Hindu.
Vol.1 No. 1, Mei 2017.
Yuliari, Sang Ayu Made, “Nasi Wing-wongan Persepektif Religius Magis”. Jurnal Widya
Kesehatan, Vol.2 No. 1, 2020.
Arina, Maya. Segehan Wong-wongan Bali dalam Ritual Adat Penolak Bala, diakses melalui
https://etnis.id/featured/segehan-wong-wongan-bali-dalam-ritual-adat-penolak-bala/,
pada Juni 2020.
Faricha, Ameela. Agama dan Magi, diakses melalui
https://www.academia.edu/29271199/AGAMA_DAN_MAGI.doc, pada 12 Juni 2020.
Kanal Bali. Makna Pejati Wong-wongan yang Digunakan Umat Hindu di Bali untuk Meredam
Corona, diakses melalui https://kumparan.com/kanalbali/makna-pejati-wong-wonganyang-digunakan-umat-hindu-di-bali-untuk-meredam-corona-1t96AZi5eLz/full, pada
Juni 2020.
Portal Informasi Bali Indonesia, https://indonesia.go.id/province/bali, (Jumat, 12 Juni 2020).
Setiawan, Aris. Pageblug dan Ritus Tolak Bala di Jawa, diakses melalui
https://etnis.id/pageblug-dan-ritus-tolak-bala-di-jawa/, pada 12 Juni 2020
Sulistiyowati, Ayu. Nasi Wong-wongan, Ritual Bali Penangkal Covid-19, diakses melalui
https://interaktif.kompas.id/baca/nasi-wong-wongan-ritual-bali-penangkal-covid-19/ ,
pada 13 Juni 2020.
Yulia. Tolak Bala, Masyarakat Bali Serentak Haturkan Nasi Wong-wongan, diakses melalui
https://www.nusabali.com/berita/71343/tolak-bala-masyarakat-bali-serentakhaturkan-nasi-wong-wongan, pada 13 Juni 2020.